Selasa, 24 Desember 2013

Reflection [REPOST dari dokterpaus.tumblr.com]


Ketika kamu melakukan mudharat/dosa, ingatlah dosa yang kamu lakukan mengalir ke Bapak Ibumu.
Ketika kamu mulai malas belajar terutama H-1 ujian, ingatlah permintaan Ibu. ‘Yang penting anakku jadi Dokter yang baik.”
Ketika kamu mulai cuek dan sibuk di kampus, ingatlah dan terus ingat bahwa ibumu menunggu balasan smsmu. Walau hanya beberapa kata.
Ketika kamu mulai boros dan tidak menabung,ingatlah kerelaan Bapak naik bus ke luar kota demi mengirit uang transport untuk uang sakumu.
Ketika kamu mulai lelah dan mengeluh kesahkan semuanya, ingatlah senyum  Bapak Ibu yang mempercayaimu sepenuh hati, bahwa ‘anakku bisa melewati semua ini.’
Jalan kita masih panjang… Tapi umur tidak ada yang tahu, temasuk umurmu, umur kakak adikmu, bahkan kedua orang tuamu.
Jangan pernah menyia-nyiakan perhatian Bapak Ibumu.. Selagi beliau berdua masih ada, bahagiakan beliau dengan sekuat tenaga. Hargailah tetesan keringat dan air mata beliau yang selalu dicurahkan untuk kebahagiaan anak-anaknya.
Jangan mengatasnamakan lelah untuk menolak membantu ibumu, bahkan enggan menjawab pertanyaan sederhananya. Ibu sudah sangat paham dengan segala kesibukkanmu, tetapi dengan segala kelelahan mengurus pekerjaan dan rumah, apakah beliau berhenti menyiapkan air panas ketika badanmu mulai panas?
Jangan pernah merasa bosan meskipun nasihat ibumu intinya satu dan diucapkan berkali-kali. Sampai kamu merindukan suara itu dan takkan pernah terulang kembali…..
Hargailah cinta dan kasih sayang Bapak Ibumu, banggakanlah mereka dengan segala prestasimu, harumkanlah nama mereka dengan akhlak muliamu, dan ringankanlah beban mereka dengan menjadi anak yang sholihah…
-Kasih ibu sepanjang masa dan dicintai selama-lamanya-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar