Mungkin ini di luar perkiraan bahwa ternyata judul skripsi yang sudah divalidasi nggak disetujui pembimbing utama. Rasanya? Frustasi, udah kayak mau kiamat. Gimana nggak? Beliau menuntut kami berempat, mahasiswa yang dibimbing beliau, untuk mengedepankan prinsip originalitas, no plagarisme, apalagi penelitian yang sudah pernah dilakukan walau epidemiloginya berbeda.
Tapi, dunia belum kiamat kok. Aku berusaha positif, mulai meraba dari bawah di departemen yang nggak pernah aku bayangkan bakal terlibat di dalamanya, departemen gizi. Jurnal-jurnal nggak lagi sekedar didownload buat menuh-menuhin folder di laptop, tapi untuk dibaca. Ternyata judul ini nggak disetujui lagi. Kecewa lagi? Alhamdulillah enggak. Alhamdulillah atas positive thinking akhir-akhir ini aku merasa dibimbing beliau, sangaaat dibimbing. Walau semua orang bilang beliau mintanya macem-macem, galak, strict lah, nyatanya beliau sudah seperti orang tua sendiri. Hari ini, empat hari sebelum judul fix harus terkumpul, judul itu masih ngumpet entah ke mana. Tapi Alhamdulillah rasa putus asa itu tetap harus ditepis. Kata beliau, "Nggak apa-apa dek, yang penting kita bikin skripsi,kita dapat ilmu dari skripsi ini. Saya nggak mau kalian cuma belajar ngetik aja di skripsi ini. Harus ada ilmu yang kalian dapet. Insya Allah saya akan bantu kalau ada kesulitan nantinya. Asal kalian mau belajar, mau kerja keras".
Bismillah, semoga malam ini segera dipertemukan dengan judul skripsi ya, dok.
Makasih dokter Budiyanti :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar