Minggu, 23 Februari 2014

16.30

Telepon dari Mama sore ini sungguh pelipur kangen. Kangenku selalu terobati hanya mendengar cerita kegiatan Mama sehari-hari.
"Mbak, tadi Mama beli rok"
"Oh, sekarang Mama pake rok? Cieee bu hajah"
"Iya dong, sekarang Mama udah bisa ngisi tausyiah. Jadi beli rok"
"Subhanallah...." dan aku hanya tertawa. Yang ini pasti maksudnya tausyiah ke ibu-ibu pengajian di rumah yang cuma bincang-bincang pasca pengajian. Maksudnya biar bukan gosip semata, akhirnya Mama mencoba berbagi pengalaman.
"Iya Mbak, kemaren Bu Edi, Bu Inung, Bu Syam udah Mama kasih tausyiah"
"Hahaha, tausyiah tentang apa Ma? Pasti soal dilarang bergosip lagi"
"Iya itu pasti. Penyakit ibu-ibu sih. Terus tausyiah tentang sholat hajat, sholat tahajjud"
"Wiiiih, subhanallaaaaah" aku hanya bisa terpekik kagum.

Dulu Mama belum begini. Awal Mama berkerudung juga karena aku memutuskan memakainya awal masa SMA. Kemudian di saat aku mulai mengejar mimpiku di sini, Mama mulai merasa kesepian, akhirnya dengan saran dari beberapa kerabat, Mama mulai membentuk grup pengajian di rumah. Setiap liburan, aku selalu bertemu ibu-ibu yang begitu bersemangat belajar mengaji. Jangan dikira ngaji Al Qur'an semua bahkan beberapa ibu-ibu masih harus memulai dari Iqro 1. Kata Mama, nggak ada yang namanya terlambat dalam belajar. Asal kita masih dikasih waktu, kenapa nggak kita manfaatkan untuk hal yang baik? 

Satu yang selalu Mama ulang dari tiap perjumpaanku ketika pulang adalah 
"Jangan sekali-kali kamu mencela seseorang karena dia berbuat jelek/salah. Benci kesalahannya, bukan orangnya. Jangan pernah menjauhi mereka karena kesalahannya. Kita nggak tau, mungkin suatu saat Allah akan memberi ujian pada kita karena kita sudah pernah membenci orang lain, merasa kita paling benar, paling suci. Manusia itu tempatnya salah, makanya melalui orang-orang itu kita diingatkan untuk selalu memohon perlindungan Allah dari berbagai keburukan"
Ah, aku makin kangen Ma. 

1 komentar: