Mama: "Mbak, adek mau bantara, boleh bawa apa aja?"
Aku : "Ya udah bawa jajan yang banyak tapi diumpetin Ma"
Mama: "Dulu Mbak kan bawa macem-macem ditaro mana aja?"
Aku: "Diplastikin sama tali pramuka, ditaro di sepatu yang satunya lagi hehehe"
Mama: "Katanya nanti dirazia, ini adek ga mau bawa apa-apa"
Aku: "Ya udah nggak usah bawa apa-apa. Adek kan cowok, udah gede juga. Nanti di sana juga masak. Belajar adaptasi sekali-kali"
Akhirnya dek Rafli akan merasakan bantara. Bukan mimpi buruk juga sih tapi bantara adalah satu momok besar di antara warga SMA 1. Horor push up ratusan kali, jajan yang berlebihan di sita, hingga giat malam yang diadakan dua kali. Bahkan aku masih bisa hidup sampai sekarang, walau melewati bantara yang katanya seseram itu. Semoga dek Rafli bisa dapet ilmu yang banyak di sana, semoga bantara ini menjadi satu persinggahan untuk belajar jadi pribadi yang lebih dewasa. Mbak selalu berdoa buat adek :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar