Senin, 01 September 2014

Salam hangat dari Sedayu

Well, aku akui ini cukup menyebalkan. Dua bulan tanpa jejak dunia maya. Ke mana aja sis? Tanpa panjang lebar, aku cuma bisa menjawab: Menjalani kehidupan yang bahagia di belahan Solo raya lain. Kedengarannya sih rasanya pengen nonjok yang nulis. Tapi ini beneran. Nggak bohong. Beneran nggak bohong. Nggak percaya? Ya udah. Oke, oke. Ini udah ngeselin pangkat seribu.


Jadi dua bulan belakangan aku baru saja menjalankan salah satu kewajiban di semester yang lalu yaitu kuliah dua sks. KULIAH DUA SKS DOANG SAMPE DUA BULAN? Eits jangan salah, mata kuliah ini bernama KKN. Bahasa kerennya sih melakukan pemberdayaan (empowerment) masyarakat melalui kegiatan bernama KKN. Saat ini, KKN bukan lagi suatu kegiatan pengabdian masyarakat karena upaya pengabdian masyarakat dinilai tidak memberikan kontribusi yang signifikan pada masyarakat itu sendiri. Diharapkan melalui pemberdayaan inilah dapat tercipta masyarakat pedesaan yang mandiri secara ekonomi. 

Dan dua bulan itu pula sudah memberikan sumbangsih yang besar bagi hidupku. Terutama dalam proses pendewasaan dan alhamdulillah, bertambah lagi ukhuwah yang terjalin. Melalui posting ini, aku hanya ingin menyebarkan kehangatan keluarga KKN Desa Sedayu kepada teman-teman yang kebetulan sedang membaca posting ini. Kehangatan itu tidak selalu berupa hal-hal yang membahagiakan. Kehangatan itu kadang terselip di sela-sela alotnya diskusi saat rapat menjelang kegiatan. Kehangatan itu kadang tersembunyi ditumpukan kritik yang membangun setiap pribadi kami. 



Terima kasih Mang Jajat selaku koordinator desa. Kamu punya jiwa kepemimpinan dan selalu bikin aku iri dengan perhatianmu yang begitu besar kepada teman-teman. Kamu bisa berkomunikasi dengan baik di depan publik, persuasif, dan tidak memberatkan. Kamu punya kepercayaan diri yang tinggi. Well, sekali lagi aku iri. Semoga aku telah belajar banyak darimu selama KKN ini. 






Terima kasih Om Ian. Laki-laki lain di kelompok ini. Ide-idemu kadang out of the box dan itu keren. Semoga mas Ian bisa cepet nikah ya *ups* dan jadilah laki-laki yang nggak gampang menyerah. Kadang kesuksesan itu tinggal 1 cm di depan kita, jadi berusahalah sebisamu. Dan lagi, mas Ian keren. Sekeren Mang Jajat. Kekerenan itu karena mas Ian udah mau berubah jadi lebih baik. Sholat fardhu di masjid dan tausiyah di TPQ. Pertahankan mas! Nggak ada doa selain semoga mas Ian sukses dan fyi, mbak monik sekarang jomblo lho mas *lol* 




Terima kasih dedek Yohanna. You were kecil-kecil cabe rawit. Tapi bukan cabe-cabean. Kamu selalu berhasil memposisikan diri dengan baik sesuai situasi dan lagi, aku belajar banyak dari kamu. Kamu tau apa porsimu dan bagaimana membuat orang lain bekerja tanpa menyuruh secara paksa. Seperti kata Mang Jajat, suaramu itu halus, tapi kata-katamu selalu makjleb. Bukan berarti selalu benar, tapi paling tidak membuat orang lain bermuhasabah.


Terima kasih my-another-room mate, uri-Etika. Kamu yang paling rajin mandi duluan dan paling rajin ngajakin sholat, Juga rajin tadarus. Kamu salah satu yang membuat ukhuwah ini begitu berarti. Bagaimana saya, secara tidak langsung, selalu diingatkan untuk mengingat Allah, beribadah pada Allah SWT. Mungkin, kita adalah salah satu yang paling sulit menyampaikan emosi dengan baik. Bagaimana agar orang lain berkompromi dengan emosi kita atau bagaiman kita sendiri berkompromi dengan emosi kita sendiri. Aku belajar banyak darimu. Aku belajar bahwa kadang bercanda itu nggak selamanya baik. Kadang kita harus menahan diri untuk nggak selalu becanda. Kadang kita perlu mejadi tegas, pada diri sendiri, dan orang lain di situasi-situasi tertentu.






Terima kasih cewek periang di keluarga Sedayu, Teti. Cewek yang paling rajin ngajakin bikin brownies. Sampai nggak bisa bedain lagi rasa brownies yang enak dan yang bantet. Pokoknya brownies sedayu juaranyaaaa hahaha. Mungkin kita berdua sampai hafal takaran setiap resep brownies, sampai enek sendiri. Tapi selalu bahagia setiap brownies diangkat dari pengukusnya. Rasanya lega. Aku belajar banyak dari dirimu yang periang bahwa energi positif yang kita keluarkan ternyata bisa menular ke orang lain. 










Terima kasih mama Vinna, mama kedua di keluarga ini. Walau selalu dibully gara-gara homesick mulu padahal rumahnya paling dekat, Vinna jarang marah. Vinna selalu mengakui, selalu nrimo. Aku salut dengan Vinna yang sayang dengan keluarganya, dekat dengan simboknya. Semoga aku pun bisa terus mengirimkan rasa sayang ini lewat doa kepada kedua orang tuaku. 



Dan yang terakhir, cewek paling kepo, paling narsis, paling sering dibully akibat ke-alay-an nya di masa lalu, ICHAAAAA. Icha yang selalu rajin bersihin kamar, icha yang rajin cuci piring, icha yang rajin cuci baju walau kopernya paling gede. Icha yang kooperatif. Mau diajakin sholat, mau diajakin ngaji. Aku salut dengan bagaimana kamu bisa punya banyak teman-teman yang sayang sama kamu, kamu selalu dibutuhkan, dan selalu dicari. Aku belajar. Belajar untuk jadi pribadi yang lebih reachable, lebih humanis, dan lebih peka. Kadang, dengan menjadi tertarik pada seseorang, memperhatikan teman, membuat kita lebih menarik. Membuat orang lain merasa dibutuhkan sehingga senang dengan kehadiran kita. 

Dan, yang paling utama, terima kasih buku "Dalam dekapan ukhuwah" yang menjadi teman setia dalam perjalanan KKN ini. Buku tersebut sudah menjadi panutan untuk menjalin tali persaudaraan ini. Pesan yang paling mengena dalam buku tersebut dan berusaha aku jalankan adalah:

"Perlakukanlah orang lain sesuai bagaimana mereka ingin diperlakukan. Jangan perlakukan orang lain sesuai bagaimana kita ingin diperlakukan. Persepsi dan ekspektasi setiap orang berbeda. Maka, dengan memenuhi, paling tidak berusaha mencapai ekspektasi mereka, kita bisa membuat mereka merasa dihargai"

Dan pesan yang lain,

"Jika kawan kita terlihat menyebalkan dan tidak menyenangkan. Mungkin kesalahan itu bukan ada pada diri mereka. Tapi pada diri kita. Itu karena kawan adalah cerminan diri kita. Ketika bayangan yang dipantulkan itu buruk, yang salah bukan pada cerminnya, namun benda yang yang memantulkan bayangan itulah yang buruk. Kitalah yang sebenarnya menyebalkan dan tidak menyenangkan. Yang harus introspeksi adalah diri kita sendiri jika perasaan bahwa kawan itu menyebalkan dan tidak menyenangkan. Mungkin api keegoisan dalam diri kita sedang terbakar sehingga asap-asap itu meninggalkan jejak pada cermin"




Terima kasih kehangatan yang kalian berikan, keluargaku :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar