Well, aku akui ini cukup menyebalkan. Dua bulan tanpa jejak dunia maya. Ke mana aja sis? Tanpa panjang lebar, aku cuma bisa menjawab: Menjalani kehidupan yang bahagia di belahan Solo raya lain. Kedengarannya sih rasanya pengen nonjok yang nulis. Tapi ini beneran. Nggak bohong. Beneran nggak bohong. Nggak percaya? Ya udah. Oke, oke. Ini udah ngeselin pangkat seribu.
Dan dua bulan itu pula sudah memberikan sumbangsih yang besar bagi hidupku. Terutama dalam proses pendewasaan dan alhamdulillah, bertambah lagi ukhuwah yang terjalin. Melalui posting ini, aku hanya ingin menyebarkan kehangatan keluarga KKN Desa Sedayu kepada teman-teman yang kebetulan sedang membaca posting ini. Kehangatan itu tidak selalu berupa hal-hal yang membahagiakan. Kehangatan itu kadang terselip di sela-sela alotnya diskusi saat rapat menjelang kegiatan. Kehangatan itu kadang tersembunyi ditumpukan kritik yang membangun setiap pribadi kami.

Terima kasih Om Ian. Laki-laki lain di kelompok ini. Ide-idemu kadang out of the box dan itu keren. Semoga mas Ian bisa cepet nikah ya *ups* dan jadilah laki-laki yang nggak gampang menyerah. Kadang kesuksesan itu tinggal 1 cm di depan kita, jadi berusahalah sebisamu. Dan lagi, mas Ian keren. Sekeren Mang Jajat. Kekerenan itu karena mas Ian udah mau berubah jadi lebih baik. Sholat fardhu di masjid dan tausiyah di TPQ. Pertahankan mas! Nggak ada doa selain semoga mas Ian sukses dan fyi, mbak monik sekarang jomblo lho mas *lol*
Terima kasih my-another-room mate, uri-Etika. Kamu yang paling rajin mandi duluan dan paling rajin ngajakin sholat, Juga rajin tadarus. Kamu salah satu yang membuat ukhuwah ini begitu berarti. Bagaimana saya, secara tidak langsung, selalu diingatkan untuk mengingat Allah, beribadah pada Allah SWT. Mungkin, kita adalah salah satu yang paling sulit menyampaikan emosi dengan baik. Bagaimana agar orang lain berkompromi dengan emosi kita atau bagaiman kita sendiri berkompromi dengan emosi kita sendiri. Aku belajar banyak darimu. Aku belajar bahwa kadang bercanda itu nggak selamanya baik. Kadang kita harus menahan diri untuk nggak selalu becanda. Kadang kita perlu mejadi tegas, pada diri sendiri, dan orang lain di situasi-situasi tertentu.


Dan, yang paling utama, terima kasih buku "Dalam dekapan ukhuwah" yang menjadi teman setia dalam perjalanan KKN ini. Buku tersebut sudah menjadi panutan untuk menjalin tali persaudaraan ini. Pesan yang paling mengena dalam buku tersebut dan berusaha aku jalankan adalah:
"Perlakukanlah orang lain sesuai bagaimana mereka ingin diperlakukan. Jangan perlakukan orang lain sesuai bagaimana kita ingin diperlakukan. Persepsi dan ekspektasi setiap orang berbeda. Maka, dengan memenuhi, paling tidak berusaha mencapai ekspektasi mereka, kita bisa membuat mereka merasa dihargai"
Dan pesan yang lain,
"Jika kawan kita terlihat menyebalkan dan tidak menyenangkan. Mungkin kesalahan itu bukan ada pada diri mereka. Tapi pada diri kita. Itu karena kawan adalah cerminan diri kita. Ketika bayangan yang dipantulkan itu buruk, yang salah bukan pada cerminnya, namun benda yang yang memantulkan bayangan itulah yang buruk. Kitalah yang sebenarnya menyebalkan dan tidak menyenangkan. Yang harus introspeksi adalah diri kita sendiri jika perasaan bahwa kawan itu menyebalkan dan tidak menyenangkan. Mungkin api keegoisan dalam diri kita sedang terbakar sehingga asap-asap itu meninggalkan jejak pada cermin"
Terima kasih kehangatan yang kalian berikan, keluargaku :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar